Wednesday, 31 July 2019

Bumil Skincare (Before and After Pregnancy)

Hi Guys! Disini saya cuma mau sharing skin/body care yang biasa saya gunakan ketika hamil. Saya bukan expert soal hal skincare or make up. Produk yang saya pakai pun hanya bermodal tanya ke dokter kandungan, info di Google, dan tanya teman yang pernah hamil. Semoga bisa membantu buat bumil-bumil di luar sana yang masih galau soal perawatan apa yang (insyaallah) aman buat kita dan of course our beloved baby.

Kalo kalian research soal zat-zat apa saja yang berbahaya buat ibu hamil, sebenernya lumayan banyak banget ya. Cuma yang saya rangkum rata-rata SAY NO untuk zat berikut:
1. Whitening (Pemutih)
2. Retinol (Biasanya terdapat di produk anti-aging)
3. Salicylic Acid, dan mungkin yang berbau acid-acid yang lain (Biasanya untuk kulit berjerawat)

Nah, ternyata produk yang saya pakai selama ini lumayan banyak yang mengandung Salicylic Acid. Secara tipe kulit saya adalah berminyak dan acne prone. Yuk kita simak before dan after pregnancy skincare yang saya ganti selama kehamilan.

1. Bedak


Sempat ga aware soal bedak Marcks ini karena buat orang yang acne prone seperti saya, bedak ini enak banget. Ringan! Ternyata setelah ku balik komposisinya, yahh dia ber-acid :(. Akhirnya beralih ke Wardah karena berdasarkan Google dan beberapa review beauty blogger/vlogger, merk ini lumayan aman dan tentu halal untuk ibu hamil.
After lahiran apakan lanjut pakai Wardah? Maybe yes, soalnya enak juga sih coverage-nya. Sama kayak Marcks.

2. Facial Foam


Langsung baca kandungannya aja sudah tau ya kenapa saya stop pakai St.Ives. Dan, alasan memilih Wardah sama seperti nomer 1.
After lahiran apakah lanjut pakai Wardah? Absolutely engga! Hahaha karena dia ga angkat komedo hiks. Beda dengan St.Ives yang ada butiran scrubnya. Untuk mengakalinya, saya pakai juga face mask dari Velrose Secret. Berbahan herbal dan ampuh angkat komedo. (pernah bahas Velrose Secret (dulu Nature Organic) di postingan Acne Story. silahkan baca kalau mau tau ya.

3. Cleanser


Alasan stop masih sama dengan poin no. 1 dan 2. Buset! ada 3 produk yang saya pakai yang ada kandungan acidnya ternyata, hahaha. But for you my baby love, I give up everything for you.
After lahiran apakah lanjut pakai Garnier? Well sebenarnya saya bukan orang yang strict soal cleanser ini. Suka gonta-ganti merk tergantung mana yang diskon :p Jadi ya paling habisin dulu aja keduanya dan lihat merk mana yang ada diskon itulah yang dibeli, haha!

4. Lotion


Ga ada alasan khusus sih. Cuma sejak hamil gatau bawaannya parno aja kalo pake skincare sembarangan. Jadi saya stop pake lotion dan buat mengakali supaya kulit tidak kering, 2 atau 3 hari sekali pake body scrub dari Velrose secret. Sama seperti face mask-nya, bahannya herbal dan insyaallah aman.
After lahiran? Sebelum hamil pun juga suka scrubbing pake ini. Jadi lanjut lah.

5. Deodorant

  
Sama seperti lotion, tidak ada alasan khusus, Cuma parno doang :D Ngerasa lebih aman pakai bedak bayi.
After lahiran? Balik lagi pake deo deh. Enak kok sebenarnya pakai bedak, Cuma ribet sama hamburannya. Bikin licin lantai trus bedaknya suka nempel di baju.

6. Pencukur bulu ketek (geli nulisnya)


Alasan stop pakai Veet lebih ngeri ke kandungan kimianya. Soalnya buat yang pakai Veed juga pasti tau betapa menyengatnya aroma Veed ini.
And yesss! Anda semua ga salah lihat. Sebelah kanan itu adalah gunting kuku! Hahaha. Eitss tapi saya bedakan kok. Di rumah punya 3 buah gunting kuku. Ada 1 buah yang saya gunakan khusus untuk motongin bulu ketiak dan saya simpan khusus. So buat para tamu kalo mau pinjem guntingan kuku gausah takut ya :p Kenapa kok ga pakai alat cukur kumis jenggot cowo? Takut kegores dan berdarah :(. Udah itu doang alasannya.
After lahiran? Balik lagi pakai Veet. Pegel banget Soledad motongin bulket satu-satu pakai gunting kuku :(.

7. Cream wajah
Selama hamil stop sama sekali pakai cream-cream an. Cukup pakai bedak. Sebelumnya pakai Olay.

8. Sabun, Shampo, & Pasta Gigi
Tetap pakai merk lama. Insyaallah aman, bismillah.

Apa lagi yang belum dibahas ya? Kayaknya udah semua ya.
Sekali lagi, tulisan ini tidak bermaksud untuk memberikan saran atau rekomendasi ya. Karena hormon dan tipe kulit tiap ibu hamil beda-beda. Ada yang tadinya berminyak jadi kering dan sebaliknya. Baiknya konsultasikan dengan dokter kandungan masing-masing, rajin Google dan tanya kepada yang berpengalaman. Tulisan ini hanya bersifat sharing dan syukur-syukur kalo membantu. Sejauh usia kehamilan, Alhamdulillah semua aman buat saya. Tidak menimbulkan alergi atau apapun. Dan semoga begitu seterusnya hingga persalinan dan menyusui nanti, Aamin Allahuma Aamin.

At last but not least, jika tulisan saya ada kesalahan mohon koreksinya ya. Karena sekali lagi, saya bukan expert. Thank you semua, TTYL. Bye! x

Monday, 29 July 2019

Pregnancy Announcement (After 3 Years Marriage)

So hi! Apa kabar semuanya? Kira-kira masih ada yang main blog ga ya hari gini? Secara semua sudah beralih ke platform lebih simple yaitu Instagram, Facebook, dsb. But idk why, for me blogging is still encouraging apalagi kalo mau cerita panjang lebar (Bisa sih nulis long caption di IG atau FB tapi buatku kurang nyaman, hehe). Anyway sebenarnya postingan ini nyambung dari postingan saya sekitar tahun 2017 dengan judul Curhat Promil. Sila diklik linknya untuk baca postingannya.
Jadi singkat cerita sejak promil dengan injeksi perangsang untuk memperbesar sel telur dengan dr. Yusuf belum berhasil, saya dan suami memutuskan stop dulu ke dokter. Selain alasan biaya, ternyata stress juga loh kita promil di obgyn apalagi kalo hasilnya jauh dari harapan. Akhirnya kami ikhtiar lagi secara alami dan konsentrasikan keuangan untuk renovasi rumah yang sudah kami beli sejak 2016 lalu.
Jadi sejak November 2017 sampai pertengahan Mei 2019 tidak ada kunjungan sama sekali ke dokter kandungan. Ikhtiarnya pake apa? Rajin-rajin makan buah dan sayur, doa kencengin sampe nangis. Hahah ini serius loh. Kadang sampe bingungnya mau doa pake kata-kata gimana biar dikabulkan, saya pernah setelah sholat cuma nangis sekeras-kerasnya karena gatau lagi harus gimana. Saya bingung, dari hasil medis, kami berdua sehat, sangat-sangat memungkinkan untuk mempunyai keturunan. Saya bingung sehingga saya sering cari-cari kesalahan saya sendiri. Apakah amal saya masih kurang? Apakah saya jahat ke orang tua? Apakah ada perbuatan atau perkataaan saya yang menyakiti orang lain? Yang pasti jawaban dari semua itu adalah "Iya amalnya mungkin masih kurang, iya mungkin kamu pernah secara tidak sengaja jahat ke orang tua, iya mungkin pernah secara tidak sengaja menyakiti orang lain." I know Im not that perfect, but I least I didn't do that in purpose ya kan? Dan aku sering kok dalam sholatku meminta ampunan atas semua itu. Tapi semua itu belum berhasil untuk membuat kami diberi kepercayaan untuk menjadi orang tua.
Sempat terpikir di awal 2019 kami bertekad untuk kembali promil ke dokter setelah Idul Fitri. Kali ini promilnya harus sampai tuntas. SAMPAI TUNTAS! Bahkan kami siap kalopun nantinya kami memiliki buah hati dengan cara medis seperti inseminasi atau bayi tabung. Tapi belum sempat ke obgyn untuk promil, keajaiban itu terjadi pada tanggal 19 Mei 2019 (tanggalnya cantik banget sih nak yg kamu pilih buat nunjukin ke Bapak Ibu kalo kamu udah ada di perut Ibu :') ). Ceritanya, harusnya jadwal mens saya adalah tanggal 18 Mei 2019. Nah tanggal 18 Mei sore, menjelang berbuka, ketika mau mandi, ternyata ada flek coklat di celana dalam. Saya pikir itu darah haid. Maka saya langsung membatalkan puasa dan kasih tau suami kalo bulan ini masih mens. Kecewa? Yaiyalah pastiii! Cuma tidak se-stress bulan-bulan sebelumnya karena bulan itu memang kami berdua sangat-sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Berhubungan pun tidak terlalu intens karena sampe rumah udah pada capek, wkwkkwkw. Tapi ya namanya sudah rejeki dan waktu yg sangat indah yg Allah pilih, flek tersebut tinggalah sebuah flek. Dia tidak berlanjut lagi di jam-jam berikutnya alias bersih sih sih sihhhhh. Tanggal 19 Mei pagi sekitar jam 8.30an, flek terpantau bersih tak nampak lagi. Entah apa yg merasuki pikiran saya, saya kepikiran untuk testpack. Jadi ada stok satu testpack di rumah. Kebiasaan, kalo ada testpack nganggur pasti gatel pengen nyobain. Padahal udah tau hasilnya pasti negatif :(. Kali ini bodo amat lah testpack aja tanpa ada harapan apapun, karena tujuan saya cuma pengen buang tu testpack biar ga jadi pikiran. Kalo dibuang masih segelan kan sayang yekann? Jadi pake aja lah hahaha. So, pipislah gue, celupin testpack ke urin, dah taro di atas WC tanpa nungguin hasilnya, biasanya duong gue tungguin banget! Setelah bebersih, saya ambil tu testpack daaaannnnnn ku terperangah dengan dua garis merah disana. Ya Allah sekujur badan gemeteran, bingung gatau harus gimana karena demi Allah sungguh ga nyangka bakal dua garis hasilnya. Waktu itu suami lagi di kantor dan saya langsung telpon dia untuk pulang dan minta dibelikan testpack lagi. Suami rada bingung kenapa kok minta dibeliin testpack karena setau dia saya lagi mens. Terus kami video call dong dan saya nunjukin hasil testpack dan respon dia sumpah kocak banget, bengong dan kebingungan. Singkatnya dia pulang bawa dua merk testpack yang berbeda, yang mahal dan yang murah. Langsung saya coba semua dan jreeengggg tetap positif pemirsaaaaa. Seketika kami langsung berpelukan, nangis, bingung juga ini mimpi atau bukan. Dan ternyata alhamdulillah semua ini adalah nyata. Rejeki yang indah di bulan Ramadan yang penuh berkah, benar-benar penuh berkah.
Tanpa banyak ba-bi-bu saya langsung telpon ke RS Hermina Palembang tanya siapakah obgyn yang available pada pagi itu juga. Dari beberapa pilihan kami memilih dr. Aryani Aziz untuk mengecek apakah benar ada keajaiban dalam rahim saya dan puji syukur alhamdulillah memang benar dia adanya, kantong kecil yang sangat indah telah muncul di rahim hambamu ini Ya Allah. Sebuah penantian panjang selama 3 tahun 2 bulan. Penantian yang tidak mudah, penuh dengan peluh dan air mata. Tapi semua terbayar setelah hari itu, tanggal 19 Mei 2019. Segera kami memberitahukan kabar bahagia ini kepada orang tua, keluarga, dan beberapa teman dekat. Alhamdulillah semuanya bahagia.
1st USG. 3w6d
Kalo ditanya konsumsi apa kok bisa hamil? Wallahualam, tiga bulan terakhir sebelum positif, saya rajin konsumsi Blackmores i-folic dan Ever E, air perasan lemon + madu murni (madunya saya pesan di tetangga, bukan yang dijual di supermarket). Saya kurang tahu persisnya mana yang lebih ngefek tapi itulah ikhtiar yang saya lakukan. Oh iya, suami juga rajin konsumsi coklat hitam, coklat asli tanpa campuran apapun. Bisa dibeli di Shopee merknya Whittaker. Jangan lupa juga rajin berdoa dan minta restu dari orang tua. Karena saya percaya doa orang tua itu ampuh. Apalagi Ibu. 
Saya hanya mau bilang kepada teman-teman yang masih menanti, jangan berhenti berusaha, berdoa, dan berharap. Saya tahu ini sangat melelahkan, sangat-sangat melelahkan. Tapi percayalah, Allah itu Maha Baik. Sudah itu saja.
10w2d
Sampai blog ini ditulis Alhamdulillah usia kandungan sudah memasuki usia 14 minggu. Second trimester, yeay! Everything goes well. Ngerasa pusing dan sedikit mual di awal-awal kehamilan tapi semua bisa teratasi. Mohon doanya supaya semuanya lancar hingga persalinan ya oom tante. Insyallah nanti dilanjut lagi kalo ada mood buat nulis. Bye! x

Friday, 10 August 2018

A Home

(UPDATED Dec 13, 2018) Hey guys, I made an Instagram account about this thread. Please kindly check them out --> @ourlittleomah. Thanks a bunch!
.
.
.
Before you ask me about why the title is only "A Home", Im going to ask you this question first. What is the difference between "home" and "house"?
Wise men said, A "house" can refer to a building, something concrete, something you can touch. But A "home" can even be something abstract, a place in your mind. When you say, “Let’s go home,” you are probably not talking simply about going to the physical structure where you live. You are talking about being in the special place where you feel most comfortable and that belongs to you (copying somewhere from Google).
Yes, a "home" is a place where you can be free to be yourself. A place where you are feel peacefully happy, safe, and sound.

Im talking about a home that I build now. Bought in 2016, it is a small minimalist modern house. The original building itself is small enough, around 36m2 from the total of 115m2. Me and husband decided not to move in that time because:
1. Perumahan tersebut masih benar-benar baru dibangun
2. Belum ada tanda-tanda kehidupan
3. Akses jalan masih jelek parah
4. Kami ada rencana untuk menambah dapur di kelebihan tanah di belakang

Sambil menunggu proses pembangunan, kami menabung selama hampir dua tahun untuk bisa merenovasi rumah. Yep! 2018 is the time. Where our money is enough to pay pak tukang (dengan sedikit utangan tentunya), tetangga juga sudah lumayan banyak, dan akses jalan sudah hampir sempurna. Alright, baby! We move! 

Started from ekpedisi mencari the perfect tukang. Ini yg wajib dicermati karena kami berdua bekerja which is ga bisa sering-sering untuk mengontrol pembangunan rumah, maka kami memutuskan untuk mencari tukang borongan. Kita kasih duit, pokoknya tau jadi.
Keliatannya easy peasy ya? But no. Kami disini tidak ada kenalan yang berpengalaman dalam hal pertukangan. Ada sih, tapi kalo ga sibuk dengan proyeknya yaa harganya kemahalan, hehhehe. Maklum dana kami cekak. Setelah melalui perdebatan yang cukup alot, kami menunjuk salah satu jasa kontraktor di Palembang. Later when this project is finished, we will tell you about the contractor. We will see his works first before telling you.

So here it goes, started from August 6th, 2018, our home starts to shine (halah).