To be honest, this is the first time I read Ika Natassa’s
novel (maafkan maafkan). Antologi Rasa is her latest novel and regarding to
this I will write some of my reviews about this book.
Well Antologi Rasa sebenarnya mempunyai alur cerita yang cukup umum, persahabatan dan percintaan adalah tema yang paling dominan. But what I like the most from this novel is, dialognya itu cerdas banget, cerdas banget! Gabungan antara bahasa Indonesia dan Inggris cukup menekankan bahwa beberapa tokoh di novel ini bukan orang sembarangan, rata-rata lulusan universitas luar negeri, oh come on, everybody sees it awesome, right? Tapi terlepas dari pemilihan bahasa yang digunakan dan terlepas dari temanya yang cukup umum, over all novel ini outstanding dan worth reading banget. Why? Lemme tell you then.
Jadi Antologi Rasa ini kisah tentang Keara dan tiga
sahabatnya, Harris, Ruly, dan Denise. Harris suka Keara tapi Keara suka Ruly
tapi Ruly suka Denise tapi Denise nikah sama Kemal. Nah lo? Ketebak ga gimana
endingnya? Well here’s the short brief about some characters:
Keara
Tedjasukmana: Perempuan metropolitan yang gaya
hidupnya selangit, yang seleranya tinggi, yang udah professional sekali dalam
urusan flirting-memflirting cowo akhirnya harus ter-knock down juga oleh sosok
cowo yang kata bestie-nya dia, Dinda, BUKAN KEARA BANGET! Perempuan unpredictable
yang misal kalo kita kita temui di kehidupan nyata adalah benar-benar cerminan “don’t
judge the book by its cover.” Karena Keara ini sendiri punya banyak
kejutan-kejutan yang even sahabat-sahabatnya sendiri banyak yang tidak tahu.
Harris Risjad: nah kalo si Harris ini versi cowo-nya si Keara, hehe ya ga
kaget juga kalo akhirnya mereka jadi bestfriend, lah wong cocok dalam segala
hal. Kalo ada pepatah “dari temen jadi demen,” mungkin si ganteng Risjad ini
adalah korbannya. Yeap, he loves Keara so much! Tapi sayang duaribu sayang, cinta
Harris bertepuk sebelah tangan karena Keara... ah you-know-why-lah.
Ruly Walantaga: ini dia nih sosok cowo alim, super cool and ganteng yang
dipuja-puja Keara. Sifat si Ruly ini sangat bertolak belakang dengan dua tokoh
diatas. Tapi sayang cinta Keara juga juga tidak ditepuk balik oleh si Ruly ini
because Ruly only loves Denise yaannggg nyatanya juga tidak mencintai Ruly
dan menikah dengan Kemal, oh well.
Apa kira-kira rasanya kucing-kucingan sama sahabat sendiri
seperti itu? Ini cinta siapa, itu cinta siapa. Endingnya sebenarnya cukup fair
menurut saya, Keara biarpun mati-matian memuja Ruly, yang walaupun mereka
sempat “jalan” selama beberapa bulan toh akhirnya memmilih berpisah. Why? Ya udah
ketebak lah kalo Ruly never loves Keara, that’s it! Kenapa saya bilang fair,
karena saya percaya hukum alam yang mengatakan, perempuan baik untuk laki-laki
baik. I mean, yah everybody knows lah kalo Ruly itu dikategorikan orang “baik”
dan Keara, hmm. Adil juga kalo akhirnya mungkin Keara jadian sama Harris, tapi
tidak ada pernyataan resmi dari sang penulis bahwa siapa sama siapa. Untuk lebih
dalam mengartikan interpretasi masing-masing, segera datangi toko buku terdekat
dan dapatkan masterpiece ini. Enjoy!
beautiw
1 comment:
kerjaan kuli sastra, ngreview ae wikk! tapi keren kok B)
Post a Comment