Judul
: Partikel (Supernova 4)
Penulis
: Dewi Dee Lestari
Penerbit
: Bentang Pustaka
Tahun
: 2012
Tebal
: 493
WOW! Itulah kata yang
sering saya ucapkan ketika membaca buku ini. Jujur ini adalah karya Dee ke-3
yang saya baca setelah Rectoverso dan Madre. Jika dua buku pendahulunya tidak
habis dibaca karena isinya terlalu membuat saya sakit kepala, tidak dengan karya
terbaru Dee ini, Partikel!
Partikel adalah seri ke-4
Supernova setelah “Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh,” “Akar,” dan “Petir.”
Saya belum pernah membaca satupun seri Supernova tapi nekat saja beli langsung
seri terakhirnya. Sempat ragu, takut tidak nyambung karena tidak membaca tiga
seri sebelumnya. Tapi semua ragu dan takut musnah dengan kepuasan! Hahaha saya
puas sekali membaca Partikel ini. Bahkan saya hanya butuh waktu 2 hari untuk
membaca buku yang tebalnya hampir 500 halaman ini.
Partikel is purely page
turner. Saya ingat betul saya bisa menghabiskan 150 halaman lebih dalam sekali
duduk baca. Ini rekor saya, so serious! Cerita yang dituangkan dalam Partikel
benar-benar apik dari awal sampai akhir. Tidak heran saya enggan sekali untuk
stop membaca buku ini. Semua bayangan kembuletan Rectoverso dan Madre tidak
saya temukan dalam Partikel. Semua mengalir begitu indah dan lugas dan pastinya
tidak memberi celah untuk kita berhenti membaca.
Partikel bercerita
tentang sebuah kehidupan di kampong Batu Luhur di Bogor. Seorang dosen dan ahli
Mikologi bernama Firas nekat memberikan pendidikan sendiri kepada anaknya,
Zarah. Zarah tidak disekolahkan di sekolah umum, yang diajarkannya pun bukan
hal sepele. Bahkan berat untuk anak seumuran Zarah menurut saya. Masa iya anak
kecil dicekoki anatomi otak? :|
Waktu Zarah berumur 12
tahun, Firas menghilang secara misterius. Zarah yang sangat menyanyangi ayahnya
pun nekat mencari ayahnya kemanapun hanya berbekal 5 jurnal milik ayahnya yang
diwariskan kepadanya. Berhasilkah Zarah menemukan ayahnya dan menemukan jawaban
akan semua misteri di batu luhur? Silahkan ke toko buku terdekat untuk mencari
tahu jawabannya aka dibeli ya bukunya, hohoho.
Tapi tentu, ada bagian
yang saya suka dan tidak suka dari buku ini. Yang saya suka adalah:
Bagaimana
cerita mitos tentang kampung Batu Luhur terutama di bukitnya. Banyak versi
tentang apa yang ada di dalam perbukitan rimbun tersebut. Ada yang bilang
markas pasukan Prabu Siliwangi, ada yang bilang itu tempat berkumpul setan
sedunia dan lain-lain. Hal ini membuat saya tegelitik, apa benar mitos
tersebut? Secara saya ini orangnya agak suka dengan hal-hal yang berbau mistis.
Lalu
tentang adanya pengalaman Zarah yang seperti melihat alien di bukit tersebut.
Cerita tentang penculikan alien dari pak Simon Hardiman makin membuat novel ini
mempunyai daya tarik yang fantastis. Saya curiga Dee memberikan semacam
jampi-jampi atau meletakan medan megnet dalam buku ini, haha.
Hal
ketiga adalah novel ini mempunyai setting di banyak tempat yang tentu saja
belum ada yang pernah saya kunjungi, seperti kebun raya Bogor, Tanjung Puting,
London, Stonehenge, dll. Tentu sebagai pembaca enak sekali rasanya diajak
jalan-jalan walau tidak secara langsung. Saya jadi ingat sebuah kutipan dari
entah lupa namanya: “The world is a book, those who don’t travel read only one
page.” Maksudnya, buku itu adalah dunia, dengan membaca buku (completely)
tentunya akan membawa kita berpetualang keseluruh dunia. Bahkan tempat yang
tidak ada di peta pun bisa kita kunjungi dengan hanya membaca buku (read Harry
Potter, Narnia, etc).
Tapiii ada bagian-bagian
juga yang menurut saya membosankan.
Ketika
Zarah menceritakan awal mula dia sampai di Tanjung Puting. Entah kenapa saya
merasa boring sekali di bagian itu. Saya lebih seperti membaca brosur tentang
Tanjung Puting, disana ada apa, kita bisa ngapain dan semacamnya.
Lalu
ada juga bagian yang AKHIRNYA membuat saya pusing, hahaha. Pusing adalah
langganan masalah yang datang ketika saya membaca karya Dee. Itulah kenapa saya
give up baca Rectoverso dan Madre :p yang bikin saya pusing adalah bagian
ketika Zarah pergi ke Glastonbury untuk menemui Simon Hardiman. Disitu dia
menghadiri Glastonbury Symposium, semacam acara untuk pencinta UFO dan
semacamnya. Di acara itu Zarah bertemu dengan salah satu pembicara bernama
Hawkeye. Disitulah kepusingan saya dimulai. Bahasanya berat boooo, ada
istilah-istilah yang sulit saya cerna, huhu. Sempat takut juga kalau akhirnya
Partikel bernasib sama dengan 2 buku pendahulunya tapi syukurlah tidak. Saya
sukses menamatkan benda ini! :D
Akhirnya ketika buku ini
tamat, saya masih mempunya beberapa pertanyaan yang belum dijawab di buku ini.
Saya butuh kebenaran dari apa yang sebenarnya ada dalam bukit Batu Luhur?
Benarkah alien? Setan? Atau tidak ada apa-apa?
Lalu ayah Zarah, si Firas
ini sebenarnya kabur kemana tooo? Secara tidak langsung dia sendiri loh yang
menghancurkan keluarganya dengan kabur entah kemana.
Lalu, bagaimana hubungan
Zarah dengan keluarganya setelah pemberontakan besar-besaran yang dia lakukan?
Mungkin itu semua akan
terjawab dalam seri ke-5 Supernova, Gelombang, yang belum diketahui kapan
terbitnya, tapi semoga secepatnya yaa biar pada ga mati penasaran. Semua bilang
aminnn!!
Iyak, sekian review saya
tentang Dee’s Partikel. Maaf acakadut. Silahkan dicerna sendiri. Dadah :*
beautiw
4 comments:
saya termasuk penggemar berat karya karya Dee., dari akar, sampai perahu kertas saya punya novelnya..
sayang, posisi sekarang ga bisa beli novel dee.. hhu
jadi kangen
wah salut! ini novel pertama Dee yg berhasil memikat saya, sebelumnya suka pusing duluan sebelum baca, haha
anw knp ko dalam posisi ga bisa beli? bokek? :p
Baca Perahu Kertas, wi. Lebih ringan dan mudah dimengerti :D aku baca supernova masih pake mikir. Kalo perahu kertas, ngaliiiir pisan :)
sedang masuk waiting list, habis sidang pasti dilalap :D
Post a Comment