Saturday, 5 December 2015

Kota Tua Palembang



Apa yang terkenal dari Palembang selain pempeknya yang nikmat? Some of you may say Jembatan Ampera dan Sriwijaya FC. Tapi apakah ada yg mengenali kemahsyuran Palembang atas kejayaan masa lampaunya yaitu Kerajaan Srwiijaya? Sedikit flash back sejarah, Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Budha yang berdiri pada abad ke-7 menurut prasasti kedukan Bukit Palembang (tarikh/tahun 682). Sriwijaya jika ditilik dari arti namanya yang berbahasa Sansekerta, Sri berarti bercahaya, dan wijaya berarti kemenangan. Maka arti dari Sriwijaya adalah kemenangan yang bercahaya. Sriwijaya pada masanya terkenal akan kekuatan maritim dan emasnya dan jadi salah satu kerajaan yang disegani baik dari dalam maupun kalangan pendatang. Seiring waktu, Kerajaan Sriwijaya pun runtuh juga seperti kebanyakan kerajaan di tanah air dan berganti masa menjadi masa colonial Belanda. Sekilas saja sejarahnya. Bisa googling buat lengkapnya, hehe.
Jika anda membaca artikel lama di blog ini, tentu paham kalau saya ini penikmat sejarah. Jadi, mengunjungi tempat baru seperti Palembang merupakan makanan empuk buat naluri eksplorasi kota tua yang saya miliki. Mungkin ada yang berpikiran bahwa sejarah dan kumpulan bangunan tua yang mereka tinggalkan sangatlah tidak menarik. Tapi buat saya mereka seperti masih punya roh. Punya sesuatu yang menarik saya untuk masuk lebih dalam dan mengetahui apa yang terjadi pada mereka puluhan, ratusan, atau ribuan tahun yang silam.
Anyway, here’s the result. Jujur maafkan, saya masih kurang referensi sangat tentang sejarah di Palembang. Modalnya hanya googling dan bocoran sedikit dari pacar saya karena dia orang Palembang, hehehe. Jadi maaf apabila saya kurang detail menjelaskan foto-foto di bawah sbb. Nanti jika saya sudah pindah kesana insyaallah ada artikel yang lebih lengkap. Anggap saja ini iming-iming dulu biar pada pengen ke Palembang.

Dua foto pertama di bawah ini adalah Kantor Walikota  Palembang. Fun fact: bangunan ini dulunya adalah kantor PDAM pemerintah Hindia-Belanda.


Kita pindah ke jalan Sekanak, masih di kawasan kota tua Palembang. IMO, ini adalah bangunan paling besar di kawasan ini. bangunan ini dulunya adalah kantor Jacobson van Den Berg. Dulunya kantor ini digunakan sebagai kantor dagang, trading, dan ekspor-impor. Sayang sekarang sudah tidak digunakan lagi. Semoga pemerintah kota Palembang mau menata ulang kawasan ini supaya lebih menarik sebagai cagar budaya. Fun fact: jika di Surabaya punya Jalan Gula sebagai tempat foto sejuta umat, maka bangunan ini adalah Jalan Gulanya Palembang. Banyak remaja-remaja bahkan pasangan yang mengabadikan foto pre-wedding mereka.


Nah kalau tembok tua ini jujur saya kurang tau dulunya apa. Tapi di belakang tembok ini adalah Sungai Musi, menurut penerawangan saya tembok ini dulunya adalah benteng atau pintu masuk Palembang dari jalur air.

 
Ketika melakukan napak tilas sejarah, hari menunjukan pukul sore hari hari menjelang maghrib. Maka dari itu sayang sekali Museum Sultan Mahmud Badaruddin II sudah tutup jadi ga bisa masuk ke dalam. Di luar museum ada beberapa arca yang dipasang. Sayang ga ambil fotonya dikarenakan takut creepy banget museum malam-malam sepi. Mana pacar saya mimpiin saya lagi lihat pembunuhan di area museum pula --" makanya ga berani lama-lama di area museum.


Napak tilas day two diadakan di Bukit Siguntang. Sebenarnya untuk Bukit Siguntang sendiri harus dibuatkan postingan khusus dikarenakan sejarahnya yang puanjanggg. Tapi tak mengapa, saya akan cerita sedikit apa sih Bukit Siguntang itu. Bukit Siguntang adalah gundukan tanah yang paling menonjol di dataran Palembang. Itulah mengapa kalau kita menuju kesana, bangunan-bangunan di depan kita seolah-olah berada di atas. Bukit Siguntang sendiri dinamai untuk komplek hutan atau pertamanan sekaligus makam bagi tokoh raja, bangsawan dan pahlawan Sriwijaya. Untuk jelasnya teman-teman bisa googling dulu yah. Next time I promise bakal bikin postingan khusus untuk Bukit Siguntang ini. Semedi MODE ON! Sebagai upah saya jembreng foto-fotonya dulu yah.


cantik yah seperti musim semi di Eropa


ntah ini asli atau bukan. ukiran huruf Palawa bahasa Sansekerta

 
Sebenarnya masih banyak lagi area yang harus dieksplor seperti Goa Cina dan Museum Tekstil. But maybe next time. So, semoga tertarik buat main-main ke Palembang yah.
Bonus dikit, penampakan saya mejeng di Ampera :D
  

No comments: