Judul
: Rumah Cokelat
Penulis
: Sitta Karina
Penerbit
: Buah Hati
Tahun
: 2011
Tebal
: 226
Ada yang tahu bagaimana perasaan seorang ibu
yang memiliki double job yah? Sebagai wanita karir, istri dan seorang ibu? Now
it’s triple job then. Pasti repot, rumit, seru, lucu kadang stress juga. Itulah
kira-kira yang dirasakan Hannah Andhito, seorang wanita sukses masa kini yang
bekerja di perusahaan multinasional. Hannah bersuamikan Wigraha Andhito (Wigra)
dan mempunyai putra yang sangat lucu dan cerdas berusia 2 tahun, Razsya.
Dilemma menjadi seorang ibu dan wanita karir
sekaligus kerap mewarnai konflik-konflik kecil di novel ini. Dari Razsya yang
lebih dekat dengan nanny dan
eyangnya, kebiasaan buruk Hannah yang lebih mentingin baca People daripada berinteraksi dengan putranya, sampai perbedaan
pendapat dengan ibunya tentang bagaimana mengurus Razsya dengan baik. Proses
bagaimana Hannah bertransformasi dari wanita karir super sibuk hingga memahami
bahwa seorang anak lebih baik dibesarkan sendiri oleh orang tuanya dituangkan
dengan baik di novel ini.
Itulah sejumput cerita dari novel Rumah
Cokelat oleh Sitta Karina. Ini adalah novel Sitta Karina yang saya baca pertama
kali karena saya kira tadinya novel-novel Sitta bergenre teenlit. Melihat novel
ini beraliran beda (momlit) dan rekomendasi teman yang bilang novel ini
bagus, maka saya memutuskan untuk beli dan baca.
Memang benar, novel ini sungguh
menginspirasi buat saya. Novel ini memberikan gambaran kira-kira seperti apa
sih kehidupan seorang ibu rumah tangga kelak. Karena jujur, menjadi seorang
Hannah adalah salah satu impian saya. Karir dan keluarga berjalan seirama. Tapi
melihat apa yang terjadi pada Razsya yang cenderung lebih dekat dengan mbak
Upiknya (yang saya ga mau banget anak saya nanti lebih dekat dengan orang lain
daripada orang tuanya sendiri), saya jadi mikir kalo nanti enaknya kerja bisa
dirumah sambil ngurus anak.
Tapi tetap saja ada sisi yang kurang dari
novel ini.
- Kita mulai dari Hannah sendiri, ntah mengapa saya rasa tokoh Hannah ini agak manja dan masih butuh bimbingan. Sedangkan saya berharap sosok Hannah bisa lebih kuat dan tangguh mengingat banyaknya tanggung jawab yang dia pikul.
- Yang kedua tentang sosok Wigra, buat saya dia terlalu sempurna sebagai seorang suami. Terlalu baik dan sabar. Sedikit ngintip dari timeline @sittakarina, ada yang bertanya apa ada sosok seperti Wigra? Yang saya simpulkan bahwa sosok seperti Wigra bukan tidak ada tapi sangat jarang, hehe.
- Yang terakhir masalah penulisan untuk dialog Razsya, saya sih berharapnya dialog Razsya ini sedikit dicadel-cadelkan khas anak kecil, biar lebih berasa lucunya :D.
Overall novel ini cocok untuk remaja-dewasa
kok. Jadi buat yang belum married bisa banget menikmati novel ini sambil
berandai-andai bagaimana jadi seorang ibu kelak, hihi.
beautiw
No comments:
Post a Comment