Friday 4 November 2011

Antara Pamrih dan Pretend to be Strong

Saat ini saya adalah mahasiswi tingkat akhir Sastra Inggris di UNESA. Tentu taulah apa yg ada di benak semua mahasiswa tingkat akhir seperti saya? iya, proposal, laporan magang, dan skripsi. Untuk proposal alhamdulillah rampung beserta presentasinya, tinggal laporan magang yg saya anggap gampang lah :p well saya harap c sesuai anggapan, aminn :D
Yang paling penting plus bikin geregetan itu ya semester depan ketika gong skripsi mulai ditabuh, pasti itu menjadi hal yang paling ditunggu oleh semua mahasiswa tingkat akhir seperti saya.
tulisan ini ditulis di Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya, ada yang tanya kenapa? oh gak ada yaa? hehe
Sad to say that now my dad is being hospitalized untuk beberapa hari kedepan :( Darah tinggi beliau kumat hari rabu lalu. Sebagai anak tentu saya sangat sedih. Bisa dibayangkan saya harus nahan tangis dari hari rabu sampe sekarang hari jumat. Saya nahan tangis ketika menceritakan keadaan bapak ke nenek, adik, dan teman-teman. Semua saya lakukan agar jangan sampai bapak tahu kalo saya sedih. Saya ingin terlihat kuat dimata beliau. Karena bagaimanapun posisi saya sekarang adalah sebagai anak pertama yang harus bisa jadi second cover-nya ibuk. Harus bergantian jaga bapak ketika ibuk kerja. Mengorbankan bolos kuliah demi jaga bapak. Demi Allah Rasulullah saya ikhlas melakukan ini semua. Walaupun berat karena saya harus menahan buliran air mata yang ingin keluar ketika harus menyuapi bapak, mijitin beliau dsb. Memang hanya itu yg berat, menahan tumpahan air mata. Mungkin saya terlalu berlebihan mencintai bapak hingga bisa seperti ini.
Nah sekarang apa hubungan antara status saya yang sebagai mahasiswa tingkat akhir dengan dirawatnya bapak di RS? hubungannya adalah saya pamrih. Iya saya pamrih kepada Allah. Mungkin beberapa dari anda tau bahwa pamrih kepada Allah sangatlah boleh dan malah sangat dianjurkan. Karena jika kita melakukan semua demi ridho Allah, niscaya kebahagiaan yang berlebih akan datang kepada kita, aminnn.
Saya pamrih akan ridho Allah untuk kesembuhan dan kesehatan bapak. Saya bahkan rela menukar 50 tahun kebahagiaan hidup saya demi melihat orang tua saya bahagia. Yang kedua tentu untuk skripsi saya kedepan. Saya ingin semua lancar dan tuntas dan mendapat nilai yang baik. Saya ingin bapak dan ibuk bisa sehat menghadiri upacara wisuda saya nanti. Kembali lagi, semua ini saya lakukan demi kebahagiaan dan kebanggaan orang tua. Karena sesungguhnya saya hidup hanya untuk mengabdi kepada Allah dan Orang Tua. Jadi saya menganggap semua yang terjadi sekarang adalah proyek memupuk bakti kepada orang tua dan menabung pahala dari Allah SWT.
Mungkin buat semua pembaca yang membaca tulisanini, saya memohon doa anda semua demi kesembuhan  bapak dan supaya bapak dan ibuk dihindarkan dari segala penyakit, amin Allahuma amin :)
Terima kasih :)

1 comment:

Dika Restu Wulandari said...

kamu tau apa yg aku pikirksn skg?? liat blog ku balik ya?? :(