Sunday 29 May 2016

Aku yang Selalu Kepo (Resensi Buku "Orang-Orang Bloomington")


Resensi ini akan saya mulai dari seorang Budi Darma. Sebenarnya sosok Darma sudah tidak asing lagi bagi saya. Ketika saya duduk di bangku SMP, guru Bahasa Indonesia memberikan tugas untuk membaca karya sastra era Balai Pustaka. Ketika saya list beberapa judul buku dan nama pengarang, salah satunya adalah Rafilus karya Budi Darma. Tapi nama itu saya lewati begitu saja. Menginjak bangku kuliah, salah satu dosen saya ternyata adalah putri dari Budi Darma. Namun lagi, saya melewatkan begitu saja karena tidak satupun karya beliau yang saya baca. Sekarang hampir empat tahun sejak saya wisuda, tidak sengaja menemukan Orang-Orang Bloomington di Gramedia. Tadinya saya ke Gramedia tidak bertujuan untuk membeli buku ini. Namun sepertinya kali ini saya berjodoh dengannya.

Orang-Orang Bloomington sendiri adalah sebuah antologi cerita yang terhimpun dalam satu buku. Ada tujuh cerpen total. Masing-masing cerita memiliki sudut pandang orang pertama yang disebut “aku.” Dia tidak pernah mengungkap namanya disini. Tapi satu benang merah tentang karakter Aku adalah Aku yang selalu kepo, ingin tahu urusan orang lain secara berlebihan, pribadinya pendiam, lempeng, dan sering digambarkan sebagai orang yang sendirian atau lonely. Kalo buat saya sih karakter Aku ini weird banget. Ga akan mau saya temenan sama orang macam ini. Pantes selalu digambarkan sebagai sosok yang lonely, ya?

Cerita pertama berjudul “Laki-Laki Tua Tanpa Nama.” Si Aku yang merupakan penduduk baru di Fess. Sebuah gang sepi yang hanya berpenduduk tiga wanita tua yang hidup sendiri. Hingga ada orang tua yang baru menempati loteng Ny.Casper. lelaki tua ini memang sedikit aneh, dia punya kebiasaan mengacung-acungkan pistol miliknya di depan jendela lotengnya. Si Aku yang penasaran dengan sosok laki-laki tua ini pun secara agresif mencari informasi tentangnya. Mulai dari tanya penerangan (108 itu lho :D), tanya kepada Ny.Casper sang tuan rumah, hingga bertanya ke pemilik sebuah toko kecil di Fess. Nyebelin kan? Kepo banget.
Cerita kedua berjudul “Joshua Karabish.” Si Aku yang berdasarkan rasa kasihan mau menampung Joshua yang penyakitan dan sendirian. Hingga akhirnya Joshua meninggal dan meninggalkan semua barangnya di kontrakan Aku. Aku yang ingin tahu sengaja menelusuri semuanya.
Cerita ketiga adalah “Keluarga M.” Hanya karena goresan kecil di mobilnya, timbul dendam yang amat kesumat dalam diri Aku. Hingga banyak rencana licik yang ia rencanakan untuk menghancurkan satu keluarga. Sick!
Dilanjutkan oleh “Orez.” THIS IS THE SICKEST STORY! UNFORGETABLE! WEIRD! BEAUTIFUL! BEAUTIFULLY WEIRD! Orez berhasil bikin saya nganga sepanjang cerita. Alurnya sih biasa tapi karakternya itu lho. Lagian kenapa Pak Budi bikin makhluk jadi-jadian sih? Sengaja saya ga akan bocorkan sedikit tentang Orez. Karena ini masternya. You should read by yourself. My favorite story of Orang-Orang Bloomington.
Lalu ada “Yorrick.” Sesosok Aku adalah pemuda sederhana yang jatuh cinta pada seorang gadis namun dibakar cemburu oleh sosok Yorrick yang nggilani, jorok, suka ambil makanan Aku. Mengapa? Karena gadis itu lebih menyukai Yorrick yang lecek daripada Aku yang lebih kece, halah. Bahkan tampaknya satu kota menyukai sosok Yorrick yang menurut Aku ini sangat menyebalkan. Endingnya pun twist. Sangat tidak tertebak.
Lanjut ada “Ny.Elberhart.” kekepoan si Aku kepada Ny.Elberhart membuat dia sendiri tertarik ke pusara cerita yang susah dilepaskan.
Terakhir ada “Charles Lebourne” yang lagi-lagi Aku ini kepo sok-sokan mau menyingkap tabir masa lalu si Charles.

Sepintas ketika saya menamatkan buku ini, timbul perasaan gloomy pada diri saya. Bukan sedih sih, tapi apa ya namanya? Suram? Muram? Hidup tak bergairah, lah! Mirip perasaan yang timbul setelah baca cerpen Edgar Allan Poe. Untuk orang yang ingin cari hiburan dengan cara membaca, buku ini jelas bukan rekomendasi yang tepat. Tapi ya ga bakal nyesel juga sih kalo mau beli dan baca. Cara bercerita Budi Darma yang sederhana namun bermakna, definitely bikin buku ini sangat page turner. Ceritanya outstanding dan lebih mengeksplorasi karakter tokoh. Semacam penasaran dan gemes sendiri dengan sosok Aku yg over pengen tahu urusan orang. Layak buku ini mendapatkan penghargaan S.E.A Write Awards pada tahun 1984 dari pemerintah Thailand. Dan yang akhirnya membuat saya membeli Olenka dan sedang memulai membacanya.