Friday 12 November 2010

Dibalik Senyum Itu :)

hallo semua, gilaa lama banget ini ga ngoprek blog, hehe. maaf yaa
selain rada males, banyak tugas juga sih :( huhu

anyway, saya cuma mau share aja sih. Sebenernya udah lama pengen nulis ini tapi yaa gitu (ada aja buat alasan yah?) haha.
well langsung masuk ke poin, pagi ini rutinitas seperti biasa, bangun, mandi, sholat, ngopi, blablabla lanjut sampai saya berangkat kuliah. Sebelum berangkat bapak pesen gini 
"ban yg belakang ditambah angin sedikit ya"
"iya pakk" 
langsung weerrrr berangkat dan tibalah di tempat tukang pompa ban.
saya: yang belakang ya pak
pak pompa: yang depan engga mbak? di cek aja yaa 

well sebenarnya itu cuma dialog sangat simpel dan lumrah terjadi dimanapun, tapi ada satu hal yg membuat hari saya sedikit bersemangat. Hal tersebut adalah senyum tulus dari bapak itu. Demi Allah sangat tulus. Seolah-olah bapak itu sangat mensyukuri pekerjaan tersebut padahal kita sering tidak menganggap keberadaan beliau. Hanya ketika ada masalah dengan ban baru kita ingat bahwa berartinya orang-orang macam beliau.
Jujur saya malu dengan beliau. Saya kadang malas-malasan bangun pagi buat berangkat kuliah, menggerutu tiap ada masalah yang padahal sebetulnya tidak ada apa-apanya dibanding yg dialami oleh orang lain. Kita yang notabene hidup enak, uang tinggal minta masih saja lupa untuk bersyukur bahkan mungkin lupa caranya bersyukur, Astaghfirullah :(

Lanjut setelah itu saya tancap gas ke kampus. Sepanjang perjalanan saya terus berpikir tentang banyaknya senyum-senyum tulus di sekitar saya. Hati tidak dapat berbohong, walaupun kita belum kenal mereka tapi secara sekilas pandang tentu kita bisa menilai isi hati orang tersebut.

Namun diantara senyum-senyum tulus kepada saya, saya lebih senang jika mengetahui ada orang seperti itu yg melakukannya untuk bapak atau ibu saya. Seperti seorang bapak penjaga apotik dekat rumah. Kebetulan saya ikut bapak beli obat waktu itu. Biasanya kan yaa, yg namanya penjual itu ada yg galak, pelit senyum, irit bicara blablabla. Tapi tidak dengan bapak tersebut. Senyumnya Demi Allah sangat tulus, saya bisa merasakan. Dengan spontan hati saya pun berdoa agar bapak tersebut diberi lancar rezeki, kesehatan dan hal baik lainnya. 

Masih banyak senyum-senyum yg saya dapat, tapi mungkin hanya saat ini saya mampu berbagi betapa tulusnya mereka. Tukang tambal ban, penjaga apotik, mungkin hanya segelintir contoh. Masih banyak orang baik yang akan menawarkan bahkan memberikan senyum tulus dan ikhlas mereka.

Sungguh, hidup di tengah kota yang besar dan sibuk, saya jarang menemukan senyum-senyum yang tulus macam mereka. Memang banyak yg memberikan senyum untuk saya setiap hari, tapi (maaf) menurut saya itu hanya sebuah formalitas.
Sungguh saya rindu dengan masyarakat seperti itu di tengah kejamnya hidup di kota besar macam Surabaya. Sungguh senyuman tulus bisa merubah suasana hati seseorang :)
Beautiw

3 comments:

AstloShop said...

namun masih banyak yang kurang bersyukur dan masih menuntut lebih dari apa yang sudah kita miliki #miris

AstloShop said...

namun masih banyak yang kurang bersyukur dan masih menuntut lebih dari apa yang sudah kita miliki #miris

Pratiwi Utaminingsih said...

well that's life