Kenangan adalah sesuatu
yang dimiliki oleh seluruh makhluk hidup yang bernafas. Bahkan hewan pun pernah
memiliki kenangan akan hidupnya. Apalagi manusia, coba bayangkan berapa banyak
kenangan yang kita punya dari jaman kita membuka mata sampai saat ini? Terhitung?
Ada yang bisa menghitung? Saya jamin tidak. Pasti jutaan, atau triliunan, atau
bahkan bisa lebih dari itu.
Namun dari banyaknya
kenangan yang pernah kita alami. Tentu otak kita tidak diset untuk mengingat
semuanya. Emang komputer kali ya bo? komputer kena virus aja bisa ilang semua. Ada
beberapa kenangan yang sangat melekat, hal ini memudahkan manusianya untuk
mengingatnya dalam waktu lama. Tapi ada juga kenangan yang tidak penting
sehingga mudah dilupakan.
Sebenarnya tulisan ini
dimaksudkan untuk curhat, ehem :D
Jadi hari ini saya sedang
off kuliah dan memutuskan untuk main ke Gramedia dan membeli beberapa buku. Sebelum
saya ke Gramedia saya mampir ke sebuah agen JNE untuk mengirim sesuatu untuk
kekasih tercinta. Singkat cerita saya pulang dari Gramedia dan ngobrol singkat
dengan pacar via sms. Obrolan kami beragam, mulai dari buku apa saja yang saya
beli sampai menjurus ke paket. Saya tiba-tiba terjleb (aduh apa ya bahasanya
yang bener?) atau tiba-tiba merasa jleb akan kata-kata saya sendiri. Saya bilang
ke pacar saya:
“Ntar tulisan alamatnya disimpan ya, tulisan adek itu :D”
Dari situ saya sadar
bahwa hal-hal yang paling kecil pun yang saya lalui dengan pacar adalah
saat-saat yang sangat penting dan berharga. Kita LDR dengan jarak tempuh yang
lumayan jauh yang memungkinkan kami untuk tidak saling bertemu dalam waktu yang
lama.
Saya sadar, kenangan yang
saya miliki dengan pacar tidaklah sebanyak teman-teman saya dikampus yang
pacaran dengan mereka yang masih sekota atau bahkan sekampus. Saya akui saya
kalah, ibaratnya jika berlari mereka sudah sampai antartika sementara saya
masih ngendok di Surabaya.
Tapi hari ini sangat
menyadarkan saya bahwa walaupun kenangan yang saya miliki bersama pacar hanya
sedikit, namun kenangan yang sedikit itu terukir sangat dalam, dalam sekali. Ibaratnya
hati saya ini sudah sampai ke inti bumi, pucuk dari segala pucuk. Dengan jarangnya
intensitas kami bertemu, kami jadi sangat menghargai hal-hal sekecil apapun
tentang kami berdua. Walaupun itu hanya sekedar tulisan tangan saya, botol aqua
bekas minum kami, Koran yang dulu kita beli dan kita baca bersama. Saya mengingat
dengan jelas momen-momen itu, jelas sekali. Hal ini membuat saya sangat
menghargai apapun yang bisa saya ingat dari dia.
Karena dalam sebuah LDR,
kita tidak bisa selalu mendekap raga dia yang kita cintai, tapi kenangan lah
yang kita dekap, menghargainya dan menjaganya. Karena itulah yang kita punya
sampai raga kembali saling mendekap, suatu hari :).
beautiw